Pada tahun 350 Masehi, oleh dorongan dari kaisar Kristen pertama romawi yaitu Konstantin I yang ingin mempertahankan tradisi kafir di dunia Kekristenan, Sri Paus Julius I memutuskan untuk menerima perayaan Natal 25 Desember yang diadopsi dari perayaan utama, sebuah perayaan terbesar bangsa Romawi untuk menghormati dewa Saturnus, walaupun sejarah gereja mula-mula tidak pernah merayakan natal.

Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang.

Yeremia 10: 3-4.

Tanggal 25 Desember adalah bukan hari kelahiran Kristus. Merujuk pada kitab Lukas pasal 1 ayat 26, pada bulan 6 malaikat Gabriel mendatangi Maria di kota Nazaret, untuk menyampaikan sebuah kabar sukacita bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang anak, yang akan disebut Anak EL.

Dalam bulan yang keenam Yahuwah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

Lukas 1:26-27

Dengan membaca keseluruhan kitab Lukas pasal 1 maka kita akan mengetahui secara konteks bahwa Maria langsung mengandung pada bulan itu. Jadi dengan berbekal petunjuk dari pasal ini, kita dapat mengetahui bahwa waktu kelahiran dari sang mesias tidak akan mungkin terjadi di bulan Desember.

Jika anda belum mengetahui bahwa Alkitab memiliki kalender sendiri, sebuah kalender yang berbeda dengan kalender Masehi yang digunakan dunia saat ini, maka anda dapat mengatakan bahwa: dengan menggunakan perhitungan matematika sederhana, berdasarkan petunjuk dalam kitab Lukas pasal 1, waktu kelahiran Kristus bukanlah di bulan Desember, tetapi di bulan Maret. Hitunglah sembilan bulan dari bulan 6 (Juni) maka anda akan tiba di bulan Maret.

Namun perlu diketahui bahwa, ketika Kitab Suci menyebut “bulan ke enam”, maka itu tidak sama dengan “bulan Juni”, karena sekali lagi Alkitab memiliki sistem penanggalan sendiri yang sangat bertolak-belakang dengan kalender masehi. Menurut petunjuk dalam Kitab Keluaran pasal 12, tahun-tahun dalam kalender lunisolar Alkitab selalu dimulai pada bulan Nisan, yaitu pada musim semi (sekitar pertengahan bulan Maret atau pertengahan bulan April -tergantung apakah saat itu adalah tahun kabisat atau bukan). Jadi bulan ke-enam dalam Kitab Suci akan paralel dengan bulan September atau bulan Oktober dalam kalender Masehi –sekali lagi ini tergantung pada “apakah tahun itu adalah tahun kabisat atau bukan”, karena di dalam siklus metonik kalender lunisolar akan terjadi tahun kabisat setiap dua atau tiga tahun sekali, hal ini kontras dengan kalender Masehi yang hanya mengalami tahun kabisat setiap empat tahun.

Ada beberapa orang yang mengajarkan perhitungan dimulai dari “Rosh Hashanah” [hari tahun baru negara Israel moderen] yang jatuh pada bulan September. Namun cara ini sepenuhnya tidak benar karena Rosh Hashanah dirayakan pada tanggal 1 Tishrei [bulan ketujuh dalam kalender Lunisolar Alkitab]. Walaupun orang Israel merayakan tahun baru negara mereka pada tanggal ini tetapi mereka mengetahui dengan pasti bahwa hari tahun baru ‘agama’ adalah pada tanggal 1 Nisan [bulan pertama dalam kalender Lunisolar Alkitab] yang jatuh pada musim semi –disekitar pertengahan bulan Maret hingga pertengahan bulan April.

Dengan pengetahuan ini, untuk dapat mengetahui kapan bulan kelahiran Kristus dalam kalender Masehi maka kita perlu menghitung dari bulan September atau bulan Oktober, yang akan membuat kita tiba pada bulan Juni atau bulan Juli. Jadi Kristus tidak mungkin lahir di bulan Desember tetapi di bulan Juni atau di bulan Juli.

Terdapat setidaknya tiga peristiwa penting yang membuat hari Natal tidak mungkin terjadi di bulan Desember yang dingin/bersalju dan hanya akan masuk akal terjadi di bulan Juni atau di bulan Juli yang hangat.

  • Sensus penduduk, mengharuskan orang dalam jumlah besar untuk melakukan “mudik”. Adalah tidak logis untuk memaksakan orang dalam jumlah yang banyak untuk melakukan perjalanan jauh dalam kondisi cuaca yang dingin dan bahkan bersalju.
  • Para gembala, bermalam di padang menjaga kawanan ternak mereka. Tidak ada alasan bagi para gembala untuk terus bermalam di padang untuk menjaga kawanan ternak mereka, jika pada saat itu tidak ada makanan bagi ternak mereka. Sudah jelas di musim dingin yang bersalju anda tidak akan mendapatkan rumput untuk dimakan oleh kawanan ternak.
  • Orang-orang Majus berjalan ke Betlehem dengan tuntunan sebuah bintang. Jika langit tidak cerah hal ini mustahil akan dilakukan. Awan dan salju tentu saja akan menutupi pandangan anda untuk melihat bintang.

Di sisi lain, jika kita menghitung dengan menggunakan kalender lunisolar Alkitab, maka kita akan mendapati bahwa Yahushua lahir di bulan 2 atau di bulan 3 (di bulan 3 jika itu terjadi di tahun biasa dan di bulan 2 jika itu terjadi di tahun kabisat). Tapi baik di bulan 2 ataupun di bulan 3, peristiwa itu akan tetap terjadi di musim semi yang hangat dan cerah, dimana semua rekaman kegiatan yang terjadi diseputar peristiwa natal akan masuk akal.

Saat ini kita hanya bisa mengetahui bulan kelahiran Kristus, karena Kitab Suci membisu mengenai pada hari apa dia sebenarnya dilahirkan. Dan adalah tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Kitab Suci tidak memberitahu kita hari kelahirannya karena Kitab Suci memang tidak menginginkan kita merayakannya.

Dan yang terutama yang perlu kita ketahui adalah bahwa merayakan Natal tidak pernah diperintahkan oleh Alkitab. Ada sembilan hari-hari raya yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta di dalam Alkitab yang tertulis di dalam kitab Imamat pasal 23. Itu semua terkait erat dengan Yahushua sebagai tokoh sentral dalam proses panjang penyelamatan umat manusia yang diprakarsai oleh Yahuwah sendiri. Jadi, seharusnya perayaan-perayaan itulah yang kita pelihara dan bukan perayaan yang sebelumnya tidak perna dianjurkan oleh Alkitab dan yang tidak pernah dilakukan oleh jemaat mula-mula.

Walaupun pesan Natal tentang kehadiran Sang Juruselamat ke dalam dunia itu adalah baik, namun ornamen-ornamen Natal seperti Santa, pohon terang, dan bahkan salju, adalah sama sekali tidak ada kaitannya dengan Yahushua.

Tetap merayakan Natal sambil mengabaikan hari-hari raya Yahuwah di dalam Alkitab adalah jelas sebuah kesalahan. Bagi umat sisa, pertanyaan yang selalu dihadapi adalah apakah kita mau mengikuti tradisi manusia atau firman Yahuwah?

One thought on “Bukan di hari Natal, ini waktu kelahiran Kristus yang sebenarnya”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *